Deprecated: mysql_connect(): The mysql extension is deprecated and will be removed in the future: use mysqli or PDO instead in /home/k3065944/public_html/database.php on line 14
GEREJA KRISTEN JAWA KABLUK SEMARANG
<<< Kembali

MENJADI DEWASA


The two most important days in your life are the day you were born and the day you find out why” – Mark Twain

Kalimat di atas adalah sebuah pemikiran dari Mark Twain yang mengawali film “The Equalizer” yang dibintangi oleh Denzel Washington dan Chloe Grace Moretz. Film ini mengetengahkan cerita tentang seorang purnawirawan tentara yang kemudian memilih jalan hidup untuk menegakkan keadilan. Baginya, keadilan harus diperjuangkan dengan cara apapun. Maka dia bertekad untuk melawan segala bentuk kejahatan, apapun resikonya. Memang ketika melihat sinopsis di atas kesan film ini akan sangat biasa. Sebuah film tentang kebenaran yang menang melawan kejahatan. Tetapi ketika keseluruhan film ini dikaitkan dengan kalimat dari Mark Twain di atas, nampak jelas bahwa apa yang dilakukan oleh tokoh utama dalam film ini berkaitan dengan penemuan identitas dirinya. Tokoh utama film menemukan alasan keberadaannya di tengah dunia dan melakoni apa yang memang harus dikerjakannya. Maka ungkapan di atas menjadi menarik ketika menyadari bahwa dua hari terpenting dalam hidup manusia adalah ketika dia dilahirkan dan ketika dia menyadari alasan keberadaannya di tengah kehidupan ini.

Gereja sebagai sebuah komunitas orang beriman juga memiliki pergumulan yang sama. Gereja seringkali berada dalam kondisi mengenang pendirian gereja ini. Tanggal berapa, siapa tokohnya, dimana pertama kali bersekutu, dan lain sebagainya. Tidak jarang pengenangan itu berujung kepada pembangunan mitos tentang orang-orang atau hal-hal tertentu. Tetapi akan menjadi jauh lebih menarik ketika Gereja bukan sekedar mengarahkan pemikirannya pada hal-hal ketika ia “dilahirkan”, melainkan juga mengarah kepada hal-hal seputar “untuk apa ia ada”.

Efesus 2 : 10 mengatakan “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Yang pertama harus disadari adalah bahwa setiap Gereja, yang mana adalah komunitas orang beriman, merupakan buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus. Ini berarti setiap orang yang ada dalam komunitas Gereja harus menyadari betul bahwa dirinya adalah milik Allah. Orang percaya tidak lagi sama dengan orang-orang yang hidup di dunia ini, melainkan memiliki identitas baru sebagai buatan Allah. Ini penting karena akan mengarahkan orang beriman untuk tunduk taat kepada Allah selaku pemilik kehidupan. Orang beriman bukan lagi orang yang hidup menurut keinginan dirinya atau terseret dalam arus dunia, tetapi menjadi orang baru yang hidup dalam ketaatan kepada Allah. Yang kedua harus dimengerti adalah bahwa Allah menjadikan kita (orang-orang beriman) dalam rangka melakukan suatu pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Keberadaan orang-orang beriman di tengah dunia bukan sekedar untuk “mendapatkan” sesuatu dari Allah, melainkan justru untuk “melakukan” sesuatu bagi Allah. Ini menarik karena seringkali kekristenan diidentikkan dengan damai sejahtera, sukacita, kehidupan indah, berkat, dan lain sebagainya, yang ketika salah dimaknai akan berakibat orang beriman hanya berkutat pada apa yang didapatkannya dari Allah. Dalam bagian Efesus ini Paulus mengingatkan pembacanya bahwa “we must understand what God wants us to do”. Kita harus mengerti apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Pemahaman akan kehendak Allah inilah yang akan memampukan kita untuk menyadari alasan keberadaan kita sebagai orang beriman di tengah dunia.

Gereja-gereja Kristen Jawa memahami tugas panggilan gereja sebagai pemberitaan kabar keselamatan dan pemeliharaan iman. Disini berarti setiap Warga Gereja Kristen Jawa, termasuk kta di dalamnya, sebenarnya diundang untuk melakukan hal yang sama. Gereja sebagai komunitas orang beriman seharusnya mulai memikirkan Tugas Panggilan Gereja ini sebagai sarana untuk memenuhi identitasnya di tengah-tengah dunia. Maka dengan demikian perayaan ulang tahun gereja tidak hanya berhenti kepada peristiwa mememori, tetapi menjadi sebuah pijakan untuk bergerak bersama memenuhi panggilan kita. Selamat memperingati “The Day We Were Born” dan selamat memaknai “The Day We Find Out Why”. Salam.



   

Copyright © 2018, GKJ Kabluk Semarang. All rights reserved
Team Website GKJ Kabluk